Jumat, 16 Agustus 2013

MAKALAH ASKEB NIFAS DENGAN MASTITIS



MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS (ASKEB III)
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN
INFEKSI ( MASTITIS )
mercubaktijaya.jpg
KELOMPOK IV :
JUMIATUL JANOVIA (11211061)
NANDA NURLI AGUS (11211070)
NOVIELLA INDIENTY (11211073)
RAYMONA ASRIL (11211080)
RENI PUSPITA SARI (11211081)
SRI WAHYUNI (11211090)

DOSEN PEMBIMBING           :1.  ETY APRIANTI SKM
                                     2.  ULLIY IFFAH

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka tim penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BIFAS DENGAN INFEKSI (MASTITIS)”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, tim penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
 Dalam Penulisan makalah ini, tim penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki tim penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat di harapkan oleh tim penulis demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Tim penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi tim penulis sendiri. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga bermanfaat bagi kita semua.

               
Padang, oktober 2012


Penulis





DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan
1.      Latar belakang
2.      Rumusan masalah
3.      Tujuan
4.      Metode penulisan
Bab II  : Pembahasan Ibu Nifas dengan Mastitis
1.      Defenisi mastitis
2.      Etiologi
3.      Penyebab
4.      Tanda dan gejala
5.      Penatalaksanaan
6.      Pencgahan
7.      Penanganan dan peran bidan
Bab III: Tinjauan kasus
Bab IV            : Penutup
1.      Kesimpulan
2.      Saran
Daftar Pustaka




BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
ASI adalah salah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual.  Menyusui merupakan suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sehingga pengetahuan lama yang mendasar seperti menyusui justru kadang terlupakan, menyusui adalah suatu pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai peran yang penting dalam mempertahankan kehidupan manusia.
Semakin disadari bahwa pengeluaran ASI yang tidak efisien akibat dari teknik menyusui yang buruk, merupakan penyebab penting terjadinya mastitis, tetapi dalam benak banyak petugas kesehatan, mastitis masih dianggap sama dengan infeksi payudara. Mereka sering tidak mampu membantu wanita penderita mastitis untuk terus menyusui, dan mereka bahkan mungkin menyarankan wanita tersebut untuk berhenti menyusui, yang sebenarnya tidak perlu. Mastitis dan abses payudara terjadi pada semua populasi, dengan atau tanpa kebiasaan menyusui. Insiden yang dilaporkan bervariasi dan sedikit sampai 33% wanita menyusui, tetapi biasanya dibawah 10%.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan mastitis ?
2.      Apa penyebab mastitis ?
3.      Bagaimana tanda dan gejala mastitis ?
4.      Bagaimana pencegahan mastitis ?
5.      Bagaimana penatalaksanaan mastitis ?
6.      Apa upaya dan peran bidan dalam penanganan mastitis



C.     Tujuan
1.      Mengetahui maksud mastitis
2.      Mengetahui penyebab mastitis
3.      Mengetahui tanda dan gejala mastitis
4.      Mengetahui cara pencegahan mastitis
5.      Mengetahui cara penatalaksanaan mastitis
6.      Mengetahui upaya dan peran bidan dalam penanganan mastitis


D.    Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan studi pustaka.
















BAB II
PEMBAHASAN


A.     Definisi Mastitis Dalam Masa Nifas Dapat Terjadi Infeksi
Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah (Prawirohadjo, 2005 : 701).
Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu (Masjoer, 2001 : 324). Pada kasus mastitis ini biasanya tidak segera ditangani, jika mastitis tidak segera ditangani menyebabkan abses payudara yang biasa pecah kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang besar.
Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
                Mastitis ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Radang ini terjadi karena si ibu tidak menyusui atau putting payudaranya lecet karena menyusui. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua oayudara sekaligus. Namun, tidak semua perempuan dapat terkena mastitis. Banyak factor yang menyebabkan perempuan menderita penyakit ini. Diantaranya adalah daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan putting payudara saat menyusui.







B.     Etiologi
1.       Bakteri stafilokokkus aureus
a.       Pada umumnya yang dianggap porte d’entrée dari kuman penyebab ialah putting susu yang luka atau lecet, dan kuman per-kontinuitatum menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus. Sebagian besar yang ditemukan pada pembiakan pus ialah stafilokokkus aureus.
b.      Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
2.      Daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan puting payudara saat menyusui
3.      Saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi sehingga menjadi mastitis


C.     Penyebab
      Penyebab terjadinya mastitis sebagai berikut:
1.      Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan   menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
2.      Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk menyebabkan infeksi mastitis
3.      Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
4.      Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis
5.      Bra yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement, jika tidak disusui dengan adekuat, maka bias terjadi mastitis
6.      Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia akan mudah terkena infeksi



D.     Tanda dan Gejala
                  Selain pembesaran berat, prekursor tanda dan gejala mastitis biasanya tidak ada sebelum akhir minggu pertama pasca partum. Setelah masa itu, wanita mungkin mngelami gejala berikut ini :
1.      Nyeri ringan pada salah satu lobus payudara, yang diperberat jika bayi menyusui.
2.      Gejala seperti flu : nyeri otot, sakit kepala, keletihan.

Mastitis hamper selalu terbatas pada satu payudara. Tanda dan gejala actual mastitis meliputi hal – hal sebagai berikut :
1.      peningkatan suhu yang cepat dari (39,5 – 40 oC)
2.      Peningkatan kecepatan nadi
3.      Mengigil
4.      Malaise umum, sakit kepala
5.      Nyeri hebat, bengkak, inflamasi, area payudara keras

Mastitis yang tidak ditangani memiliki hamper 10% resiko terbentuknya abses. Tanda dan gejala abses meliputi hal – hal berikut :
1.      Discharge putting susu purulenta
2.      Demam remiten ( suhu naik turun ) disertai mengigil
3.      Pembengkakkan payudara dan sangat nyeri, massa besar dank eras dengan area kulit berwarna berfluktasi kemerahan dan kebiruan mengindikasikan lokasi abses berisi pus.


E.    Pencegahan
      Penanganan terbaik mastitis adalah dengan pencegahan. Pencegahan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.      Perawatan puting susu atau perawatan payudara
2.      Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal
3.      Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering
4.      Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.
5.      Bra yang cukup meyangga tetapi tidak ketat
6.      Perhatian yang cermat saat mencuci tangan dan perawatan payudara
7.      Kompres hangat pada area yang terkena
8.      Masase area saat menyusui untuk memfasilitasi aliran air susu
9.      Peningkatan asupan cairan
10.  Istirahat
11.  Membatu ibu menentukan prioritas untuk mengurangi stress dan keletihan dalam kehidupannya
12.  Suportif, pemeliharaan perawatan ibu
13.  Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan
14.  Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya
15.  Rajin mengganti bh / bra setiap kali mandi atau bila basah oleh keringat dan ASI, BH tidak boleh terlalu sempit dan menekan payudara.
16.  Jika ibu melahirkan bayi lalu bayi tersebut meninggal, sebaiknya dilakukan bebat tekan pada payudara dengan menggunakan kain atau stagen dan ingat untuk minta obat penghenti ASI pada dokter atau bidan.

E.    Penatalaksanaan
1.      Teruskan pemberian ASI meski payudara mengalami abses atau pembengkakan Tahan sakit. Pemberian ASI mempercepat penyembuhan
2.      Kompres payudara dengan air hangat atau kain dibasahi air hangat
3.      Cukup istrirahat dan tidur agar tubuh aktif memproduksi sistem imun guna memerangi infeksi mastitis
4.      Minum antibiotik sesuai resep dokter
5.      Makan makanan yang bergizi tinggi
6.      Minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam
7.      Berikan antibiotik
Pengobatan dengan antibiotik biasanya membutuhkan waktu 10-14 hari. Selama 24 sampai 48 jam setelah pengobatan antibiotik, gejala mulai berkurang. Namun obat tetap perlu diminum untuk mencegah kekambuhan.

8.      Menyesuaikan teknik menyusui
Pastikan bahwa payudara benar-benar kosong payudara selama menyusui dan bayi berada pada posisi yang benar.

G. Penanganan dan peran bidan
   1. Payudara dikompres dengan air hangat
   2. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetik
   3. Untuk mengatasi  infeksi diberikan antibiotika
   4. Bayi mulai menyusu pada payudara yang mengalami peradangan
   5. Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya
   6. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
   7.  Konseling suportif
           Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan membuat banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif dan pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. Ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai menyusui; yang aman untuk diteruskan; bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya.

   8.   Pengeluaran Asi Dengan Efektif
Dengan membantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara, mendorong untuk sering menyusui, sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan, bila perlu peras ASI dengan tangan atau dengan pompa atau botol panas, sampai menyusui dapat dimulai lagi.     


BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASTITIS
POST PARTUM PADA NY. ANI DI BPS BIDAN SARI AMD.Keb
KEC.NANGGALO PADANG 10 OKTOBER 2012



Tanggal Masuk         : 10-10-2012 / 16.00 Wib
A.     Pengumpulan Data
            I.                   Identitas (Biodata)
Nama Istri       : Ny. Ani                                                 Nama Suami     : Tn. Budi
Umur               : 28 th                                                      Umur                : 36 th
Agama            : Islam                                                     Agama              : Islam
Suku                : Minang                                                  Suku                 : Minang
Pendidikan      : SMA                                                     Pendidikan       : SMA
Pekerjaan        : IRT                                                        Pekerjaan          : Pedagang
Alamat            : Jl. Pondok Kopi, Siteba                        Alamat             : Jl. Pondok Kopi Siteba

            II.                Data Subjektif
      1.      Keluhan utama pada waktu masuk
            -         Ibu mengatakan payudaranya bengkak, terasa nyeri, merah meradang
            -         Ibu mengatakan badannya panas dingin (menggigil)
      2.      Antenatal
-         Pemeriksaan di            : BPS Sari AMD.Keb
-         Kelainan / komplikasi : Tidak ada kelainan / komplikasi
-         Usia kehamilan            : 40 minggu
-         G.P.A                          : G0P1A0

3.      Persalinan
-         Anak lahir tanggal : 01-10-2010, jam: 06.20 Wib
-         Jenis wanita                                               : BB : 3200 gram,  TB : 50 cm
-         Nilai APGAR                               : 8
-         Cacat bawaan                                : tidak ada cacat bawaan
-         Jenis persalinan                             : pervaginam
-         Atas indikasi                                 : tidak ada indikasi
-         Plasenta                                         : lahir lengkap dan spontan
-         Episiotomi                                     : tidak dilakukan
-         Pendarahan Kala III                     : 100 ml
-         Pendarahan Kala IV                     : 50 ml
-         Infus cairan                                   : - ml
-         Transfusi   darah gol                     : - ml
4.      Post partum
-         Eliminasi BAB 4 jam setelah persalinan
-         Eliminasi BAB sehari setelah persalinan
-         Mobilisasi

            III.             Pemeriksaan Fisik
      1.      Pemeriksaan Umum
-         Tekanan darah                   : 120/80 mmHg
-         Suhu tubuh                        : 38 0C
-         Berat badan                       : 50 kg
-         Nadi                                  : 80 x/mnt
-         Pernafasan                         : 20 x/mnt
-         Tinggi badan                     : 160 cm
2.      Pemeriksaan Khusus
a.       Kepala
-     Rambut               :  bersih, tidak ada ketombe
-     Mata                    : conjunctiva ; merah muda
-     Mulut/gigi           : tidak ada caries
   -     Telinga             : simetris kanan  
-     Hidung             : bersih, tidak ada polip
-     Muka                : tidak ada odema
-     Sklera               : an ikterus
b.      Leher
-         Kelenjar gondok (thyroid) : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid
-         Tumor : tidak ada tumor
c.       Dada dan Axilla (ketiak)
-         Mammae       : membengkak, ditekan terasa nyeri, memerah
-         Axilla            : nyeri ditekan
d.      Perut                      : status lokalis / status obstetricus
e.       Anogenital                        : status lokalis : tidak ada luka jahitan 
f.       Ekstremitas
Oedema                       : tidak ada odema : varises : tidak ada varises
Refleks  patella           : (+) / (+) : keluhan : tidak ada

3.      Pemeriksaan Khusus Obstetric 
a.       Abdomen
1)      Inspeksi :
-         Pembesaran                       : tidak ada pembesaran
-         Pelebaran vena                  : tidak ada : linea alba / nigra
2)      Palpasi :
-         Tinggi fundus uterus        : pertengahan pusat – sympisis
4.      Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium        : HB : 11 gr%
Radiologi / UGS   : tidak dilakukan

BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Defenisi Infeksi Payudara (Mastitis) adalah suatu infeksi pada jaringan payudara. Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara).Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.
Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.


B.   Saran 
1.      Tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan penatalaksanaan yang baik kepada ibu nifas yang terkena mastitis
2.      Dengan adanya makalah ini, kita menjadi lebih memahami tentang mastitis






DAFTAR PUSTAKA
  Nani Lia Dewi,Vivian.2012.AsuhanKebidananPadaIbuNifas.Jakarta: SalembaMedika
  Saleha,Sitti.2009.AsuhanKebidananPadaMasaNifas.Jakarta:SalembaMedika
  Sarwono.2010.Ilmu Kandungan.Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar