ASUHAN NEONATUS
KEMAMPUAN MOTORIK KASAR, MOTORIK
HALUS, BAHASA,
SOSIAL PADA BALITA USIA 24-26 BULAN
Oleh :
KELOMPOK VIII
DIII KEBIDANAN
TINGKAT II A
v
SINTA EKA SASTRAWATI
v
SISKA NOVALISA
v
SRI WAHYUNI
v
SRI YULISA SURIANTI
v
STEVANI ZULFI DWITA
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
Pendahuluan
Anak adalah asset bangsa yang paling berharga. Anak
merupakan penerus masa depan sebuah bangsa.Bila saat ini anak tidak berkualitas
maka dapat dipastikan masa depan sebuah bangsa akan mengalami kehancuran. Oleh karena
itu penting sekali untuk memperhatikan dan memprioritaskan perkembangan seorang
anak.
Beberapa
waktu yang lalu beberapa media masa banyak menginformasikan tentang fenomena
banyaknyabanak yang mengalami kekurangan nutrisi atau gizi buruk. Pada beberapa
kasus ekstrem bahkan menunjukkan banyaknya anak yang menjadi korban busung
lapar. Kejadian busung lapar ini terjadi secara cukup signifikan dibeberapa
daerah di Indonesia.
Data yang tersedia di lapang-an selama ini lebih
banyak mengungkapkan persoalan fisik yang dialami oleh anak-anak
sebagai akibat dari kekurangan nutrisi. Padahal perkembangan optimal seorang
anak tidak hanya
ditentukan oleh faktor fisik saja tetapi ditentukan juga oleh
faktor-faktor psikososial. Banyak anak yang mengalami hambatan dalam proses perkembangannya.
Misalnya anak yang mengalami kelambatan dalam berbicara, kekakuan
motorik, atau hambatan dalam menjalin relasi sosial. Semua fenomena ini
menunjukkan perlunya
pemahaman yang komprehensif terhadap perkembangan seorang anak.
Banyak hal yang dapat dilakukan orang tua agar anak
mereka memiliki perkembangan yang integral dari berbagai aspek. Salah satu
cara yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah dengan melakukan deteksi dini tumbuh
kembang anak. Praktek yang telah berlangsung selama ini deteksi dini tumbuh
kembang anak masih menitikberatkan pada perkembangan fisik semata dan
cenderung mengabaikan aspek perkembangan lainnya.
Kebiasaan
yang berlangsung di posyandu menunjukkan dengan jelas bagaimana masih rendahnya
kesadaran masyarakat
terhadap aspek perkembangan yang menyeluruh tentang seorang anak. Mengingat
masih minimnya kesadaran orang tua terhadap deteksi dini tumbuh kembang anak
ini, maka perlu
diadakan upaya sosialisasi pemahaman tentang hal ini. Melalui upaya sosialisasi
ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat pada umumnya serta
orang tua dan kader posyandu pada khususnya terhadap perkembangan seorang anak.
Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik
meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan
dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak,Contohnya
kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar
dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan,
mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua
kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik pada
usia tertentu menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan
masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat
serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan –
ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang
terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak
juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal,
seperti senam, berenang, dll.
Perkembangan Kognitif
Proses kognisi adalah sebuah proses mental yang
mengacu kepada proses mengetahui (knowing) sesuatu (Berk, 2005). Istilah
kognitif sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengerti sesuatu
(Maslihah,2005). Mengerti menunjukkan kemampu-an untuk menangkap sifat, arti,
atau keterangan mengenai sesuatu serta mempunyai gambaran yang jelas terhadap
hal tersebut. Perkembangan kognitif sendiri mengacu kepada kemampuan yang
dimiliki seorang anak untuk memahami sesuatu (Maslihah, 2005).
Menurut Berk (2005) perkembangan kognitif adalah kapasitas
intelektual yang dimiliki oleh seorang anak dan bagaimana kapasitas ter-sebut
berkembang sampai mereka dewasa kelak.Para ahli psikologi sepakat bahwa
perkembangan kognitif seorang anak paling tidak dipengaruhi oleh 3 faktor
(Berk, 2005). Faktor yang pertama adalah faktor hereditas, kemudian faktor
kematangan individu dan faktor terakhir adalah faktor belajar.
Sementara
itu, Piaget menambahkan satu faktor lagi disamping ketiga faktor tersebut yaitu
faktor social transmission ( Woolfolk, 1993). Social transmission adalah
sebuah proses dimana anak akan belajar melaluiproses interaksi dengan orang
lain.
Perkembangan Kognitif 2-4 tahun
·
Menunjukkan perkembangan kognitif yang pesat
dalam hal kemampuan representasi. Hal iniditunjukkan dengan munculnya kemampuan
bahasa, bermain peran, dan menggambar
·
Dapat beradaptasi dengan suasana yang berbeda
ditandai dengan munculnya kemampuan untuk berkomunikasi
·
Dapat membedakan antara benda mati dengan benda
hidup
·
Dapat mengklasifikasikan objek berdasarkan
ukuran dan warna
·
Dapat menyusun objek berdasarkan hirarki
tertentu.
Anak
Usia 2 Tahun
1)
Mengikuti perintah yang sederhana.
2)
Menggunakan 2 atau 3 kata kombinasi.
3)
Mengekspresikan perasaan dan harapannya.
4)
Menggunakan benda untuk menunjukan benda lainnya.
5)
Jangka waktu konsentrasi masih terbatas.
6)
Dapat mengingat sajak pendek.
7)
Mampu menyanyikan lagu yang sederhana.
8)
Mulai memikirkan berbuat sesuatu sebelum bertindak.
9)
Mempunyai masalah dalam menentukan pilihan, tetapi berani membuat pilihan.
Pada saat yang sama, anak usia dini pun sudah mengenal
beberapa konsep dalam perkembangan kognitif mereka. Beberapa konsep yang umum
diketahui oleh anak usia dini adalah :
a) konsep ruang,
b) konsep berat,
c)konsep bilangan,
d) konsep waktu,
e) konsep warna,
f) konsep bentuk dan
g) konsep diri (Maslihah, 2005).
Konsep - konsep ini berkembang pada seorang anak
dimulai dari pemahaman yang supervisial sampai ke pemahaman yang lebih kompleks
lagi.
Perkembangan
kognitif anak merupakan aspek perkembangan yang perlu dirangsang dan
distimulasi oleh pihak luar terutama orang tua. Tanpa adanya rangsangan dan
stimulasi dari orang tua, maka kapasitas kognitif anak tidak akan berkembang
secara optimal.
Perkembangan
Bahasa
Bahasa merupakan elemen yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Melalui bahasa individu belajar untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Bahasa juga membantu anak untuk mengungkapkan perasaan,pikiran,
dan keinginannya kepada orang lain. Bahasa tidak lain merupakan sintesis dari
kemampuan berfikiryang kompleks dan abstrak (Woolfolk, 1989 ).Sebagai sebuah
sistem, bahasa dibangun atas beberapakomponen. Para ahli linguistik sepakat ada
4 komponen yang membangun bahasa. Komponen yang pertama
yaitu
fonologi. Fonologi mengacu kepada struktur bahasa yang mengatur bunyi huruf
pada sebuah bahasa.Komponen yang kedua ialah semantik.
Semantik merupakan struktur bahasa yang mengatur kosa
kata atau perbendaharaan kata dari suatu bahasa. Komponen fonologi dan semantik
merupakan komponen awal yang dimiliki seorang anak. Komponen yang ketiga adalah
grammar. Grammar merupakan struktur bahasa yang menjelaskan tentang tata bahasa
dan bagai-mana menggunakannya dalam konteks kalimat. Komponen yang terakhir
adalah pragmatis. Pragmatis merupakan komponen bahasa yang mengatur bagaimana
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan seorang
anak untuk mengekspresikan keinginan,perasaan, dan pikirannya lewat bahasa pada
dasarnya menunjukkan kemampuan anak untuk menggunakan komponen semantik.
Perkembangan Bahasa Anak 1-2 Tahun
Fonologi
Menyederhanakan
kata menjadibunyi.
Semantik
· Mengucapkan
kata pertama
· Berkembangnya
kosa kata anak
Grammar
Menggabungkan
2 kata atau lebih
Pragmatis
Dapat
berkomunikasi dengan
orang
lain
Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan psikomotorik anak merupakan perkembangan
yang paling sering diidentifikasi oleh orang tua. Meskipun demikian, kebanyakan
orang tua memahami perkembangan psikomotorik hanya terbatas kepada kemampuan
motorik kasar semata. Padahal kemampuan psikomotorik anak tidak hanya
ditentukan oleh kemampuan motorik kasar saja, tetapi juga kemampuan motorik
halus anak. Kemampuan motorik kasar
biasanya
ditentukan oleh gerak otot dan fisik. Sementara kemampuan motorik halus lebih merupakan
gerak koordinasi yang dilakukan oleh seorang anak.
Perkembangan
motorik kasar dan halus anak usia 1-2 tahun (Bayley, 1993);
Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Anak
Usia 24-26 Bulan
1
tahun
· Pertumbuhannya
tidak secepat pada masa bayi.
· Sudah
bisa berjalan pada usia 14 bulan.
· Dapat
berjalan mundur dan melangkah ke depan atau menaiki tangga pada usia 22 bulan.
· Bisa
makan sendiri walau belum sempurna dan masih berceceran.
· Minum
dengan gelas masih perlu dibantu.
· Sudah
bisa menyusun balok
2
tahun
· Berjalan,
lari, memanjat dan naik turun tangga sendiri.
· Bisa
melempar dan menendang bola ke depan.
· Dapat
melompat dengan kedua kakinya.
· Mampu
berdiri dengan bertumpu pada jempol kakinya.
· Suka
mengambil barang (membongkar) dan mengembalikannya.
· Senang
membuka dan menutup barang yang berpenutup.
· Tidak
suka popok (diapen) basah atau kotor
· Mulai
berminat diajarkan toilet training
Pada
usia 24-26 bulan merupakan periode terakhir pada tahap intelegensi
sensorimotor. Seorang anak sudah mulai dapat menemukan cara-cara baru yang
tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetap juga dengan
koordinasi internal dalam gambarannya. Pada periode ini, anak berpindah dari
periode intelegensi sensori motor ke intelegensi refresentatif. Secara mental,
seorang anak mulai dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat
menyelesaikan suatu persoalan dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap
ini sudah maju, refresentasi ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan
objek-objek yang tersembunyi. Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar akan
gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu
tidak kelihatan lagi.
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
• melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit
• menendang bola
• memanjat meja atau tempat tidur
• naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir
• berdiri dengan 1 kaki
|
• mencoret-coret dengan 1 tangan
• menggambar garis tak beraturan
• memegang pensil
• belajar menggunting
• mengancingkan baju
• memakai baju sendiri
|
Dasar Perilaku Sosial
saat Masa Bayi
Meniru ,Rasa Malu ,Perilaku kelekatan ,Ketergantungan ,Menerima otoritas ,Persaingan,Mencari
perhatian ,Kerjasama sosial ,Perilaku melawan .
Awal perilaku sosial
Sosialisasi dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan
ketiga, tatkala bayidapat membedakan antaramanusia dan benda dilingkungan
mereka dan mereka bereaksi secara berbeda terhadap keduanya .
Reaksi terhadap Orang Dewasa
Pada umur 2
tahun dapat bekerja sama dengan
orang dewasa dalam sejumlah aktivitas sederhana, seperti membantu ketika
dimandikan atau dikenakan baju.
Reaksi Terhadap Bayi Lain
Umur 2 tahun
bayi memandang mainan sebagai alat untuk membina hubungan sosial Perkembangan Sosial Pada Masa
Awal Kanak-Kanak (pregang age)
Umur 2-6 tahun anak belajar melakukan hubungan sosial
dan bergaul dengan orang-orang di luar lingkungan rumah, terutama dengan
anak-anak yang umurnya sebaya. Mereka belajar menyesuaikan diri dan bekerja
sama dalam kegiatan bermain .
Hubungan Dengan Anak Lain
Sblm 2 tahun anak kecil terlibat
dalam permainan searah . 3- 4 tahun anak-anak mulai bermain bersama dalam
kelompok, berbicara satu sama lain pada saat bermain, dan memilih dari anak-anak yang hadir siapa yang
akan dipilih untuk bermain bersama. Perilaku yang umum dari kelompok ini ialah
mengamati satu sama lain, melakukan percakapan, dan memberikan saran lisan .
Aspek Emosi
Emosi adalah suatu suasana yang kompleks dan
getaran jiwa yang menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya prilaku.
Gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, dongkol, iri, cemburu, senang, kasih
saying, simpati, dan sebagainya merupakan proses manifestasi dari keadaan
emosional pada diri seseorang. Setiap anak memiliki emosi yang berbeda-beda
biasanya hal itu tergantung dari suasana hatinya dan kadang juga dipengaruhi
dari situasi lingkungannya .
Infant (masa bayi 0-2
tahun)
Pada waktu lahir, emosi tampak dalam bentuk
sederhana, dan reaksi emosional dapat ditimbulkan oleh berbagai macam
rangsangan. Pola emosional yang lazim pada masa bayi yaitu kemarahan, rasa
ingin tahu, kegembiraan, dan kesenangan akan sesuatu.
Deteksi
dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini
Kualitas
masa depan anak ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal.
Sehingga deteksi dan stimulasi dan intervensi berbagai penyimpangan pertumbuhan
atau perkembangan harus dilakukan sejak dini dini. Kemampuan dan kecerdasan
motorik setiap anak berbeda. Terdapat dua kelompok dengan kemampuan motorik
halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih dominan. Tetapi meski
jarang terdapat kelompok anak dengan ke dua hal tersebut sangat baik atau
sebaliknya ke dua hal tersebut buruk. Perkembangan motorik sering diabaikan
oleh dokter dan orangtua sebagai faktor yang sangat berpengaruh di masa depan.
Kecerdasan motorik yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang di
masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar