Rabu, 21 Agustus 2013

ASUHAN NEONATUS KEMAMPUAN MOTORIK KASAR, MOTORIK HALUS, BAHASA, SOSIAL PADA BALITA USIA 24-26 BULAN




ASUHAN NEONATUS
KEMAMPUAN MOTORIK KASAR, MOTORIK HALUS, BAHASA,
SOSIAL PADA BALITA USIA 24-26 BULAN
Oleh :
KELOMPOK VIII
DIII KEBIDANAN
TINGKAT II A
v SINTA EKA SASTRAWATI
v SISKA NOVALISA
v SRI WAHYUNI
v SRI YULISA SURIANTI
v STEVANI ZULFI DWITA

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG






Pendahuluan


Anak adalah asset bangsa yang paling berharga. Anak merupakan penerus masa depan sebuah bangsa.Bila saat ini anak tidak berkualitas maka dapat dipastikan masa depan sebuah bangsa akan mengalami kehancuran. Oleh karena itu penting sekali untuk memperhatikan dan memprioritaskan perkembangan seorang anak.
Beberapa waktu yang lalu beberapa media masa banyak menginformasikan tentang fenomena banyaknyabanak yang mengalami kekurangan nutrisi atau gizi buruk. Pada beberapa kasus ekstrem bahkan menunjukkan banyaknya anak yang menjadi korban busung lapar. Kejadian busung lapar ini terjadi secara cukup signifikan dibeberapa daerah di Indonesia.

Data yang tersedia di lapang-an selama ini lebih banyak mengungkapkan persoalan fisik yang dialami oleh anak-anak sebagai akibat dari kekurangan nutrisi. Padahal perkembangan optimal seorang anak tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik saja tetapi ditentukan juga oleh faktor-faktor psikososial. Banyak anak yang mengalami hambatan dalam proses perkembangannya. Misalnya anak yang mengalami kelambatan dalam berbicara, kekakuan motorik, atau hambatan dalam menjalin relasi sosial. Semua fenomena ini menunjukkan perlunya pemahaman yang komprehensif terhadap perkembangan seorang anak.

Banyak hal yang dapat dilakukan orang tua agar anak mereka memiliki perkembangan yang integral dari berbagai aspek. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah dengan melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak. Praktek yang telah berlangsung selama ini deteksi dini tumbuh kembang anak masih menitikberatkan pada perkembangan fisik semata dan cenderung mengabaikan aspek perkembangan lainnya.
Kebiasaan yang berlangsung di posyandu menunjukkan dengan jelas bagaimana  masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap aspek perkembangan yang menyeluruh tentang seorang anak. Mengingat masih minimnya kesadaran orang tua terhadap deteksi dini tumbuh kembang anak ini, maka perlu diadakan upaya sosialisasi pemahaman tentang hal ini. Melalui upaya sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat pada umumnya serta orang tua dan kader posyandu pada khususnya terhadap perkembangan seorang anak.







Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak,Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik pada usia tertentu menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Perkembangan Kognitif
Proses kognisi adalah sebuah proses mental yang mengacu kepada proses mengetahui (knowing) sesuatu (Berk, 2005). Istilah kognitif sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengerti sesuatu (Maslihah,2005). Mengerti menunjukkan kemampu-an untuk menangkap sifat, arti, atau keterangan mengenai sesuatu serta mempunyai gambaran yang jelas terhadap hal tersebut. Perkembangan kognitif sendiri mengacu kepada kemampuan yang dimiliki seorang anak untuk memahami sesuatu (Maslihah, 2005).

Menurut Berk (2005) perkembangan kognitif adalah kapasitas intelektual yang dimiliki oleh seorang anak dan bagaimana kapasitas ter-sebut berkembang sampai mereka dewasa kelak.Para ahli psikologi sepakat bahwa perkembangan kognitif seorang anak paling tidak dipengaruhi oleh 3 faktor (Berk, 2005). Faktor yang pertama adalah faktor hereditas, kemudian faktor kematangan individu dan faktor terakhir adalah faktor belajar.
Sementara itu, Piaget menambahkan satu faktor lagi disamping ketiga faktor tersebut yaitu faktor social transmission ( Woolfolk, 1993). Social transmission adalah sebuah proses dimana anak akan belajar melaluiproses interaksi dengan orang lain.



Perkembangan Kognitif 2-4 tahun


·         Menunjukkan perkembangan kognitif yang pesat dalam hal kemampuan representasi. Hal iniditunjukkan dengan munculnya kemampuan bahasa, bermain peran, dan menggambar
·         Dapat beradaptasi dengan suasana yang berbeda ditandai dengan munculnya kemampuan untuk berkomunikasi
·         Dapat membedakan antara benda mati dengan benda hidup
·         Dapat mengklasifikasikan objek berdasarkan ukuran dan warna
·         Dapat menyusun objek berdasarkan hirarki tertentu.

Anak Usia 2 Tahun

1) Mengikuti perintah yang sederhana.
2) Menggunakan 2 atau 3 kata kombinasi.
3) Mengekspresikan perasaan dan harapannya.
4) Menggunakan benda untuk menunjukan benda lainnya.
5) Jangka waktu konsentrasi masih terbatas.
6) Dapat mengingat sajak pendek.
7) Mampu menyanyikan lagu yang sederhana.
8) Mulai memikirkan berbuat sesuatu sebelum bertindak.
9) Mempunyai masalah dalam menentukan pilihan, tetapi berani membuat pilihan.



Pada saat yang sama, anak usia dini pun sudah mengenal beberapa konsep dalam perkembangan kognitif mereka. Beberapa konsep yang umum diketahui oleh anak usia dini adalah :
a) konsep ruang,
b) konsep berat,
c)konsep bilangan,
d) konsep waktu,
e) konsep warna,
f) konsep bentuk dan
g) konsep diri (Maslihah, 2005).

Konsep - konsep ini berkembang pada seorang anak dimulai dari pemahaman yang supervisial sampai ke pemahaman yang lebih kompleks lagi.
Perkembangan kognitif anak merupakan aspek perkembangan yang perlu dirangsang dan distimulasi oleh pihak luar terutama orang tua. Tanpa adanya rangsangan dan stimulasi dari orang tua, maka kapasitas kognitif anak tidak akan berkembang secara optimal.






Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa individu belajar untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahasa juga membantu anak untuk mengungkapkan perasaan,pikiran, dan keinginannya kepada orang lain. Bahasa tidak lain merupakan sintesis dari kemampuan berfikiryang kompleks dan abstrak (Woolfolk, 1989 ).Sebagai sebuah sistem, bahasa dibangun atas beberapakomponen. Para ahli linguistik sepakat ada 4 komponen yang membangun bahasa. Komponen yang pertama
yaitu fonologi. Fonologi mengacu kepada struktur bahasa yang mengatur bunyi huruf pada sebuah bahasa.Komponen yang kedua ialah semantik.

Semantik merupakan struktur bahasa yang mengatur kosa kata atau perbendaharaan kata dari suatu bahasa. Komponen fonologi dan semantik merupakan komponen awal yang dimiliki seorang anak. Komponen yang ketiga adalah grammar. Grammar merupakan struktur bahasa yang menjelaskan tentang tata bahasa dan bagai-mana menggunakannya dalam konteks kalimat. Komponen yang terakhir adalah pragmatis. Pragmatis merupakan komponen bahasa yang mengatur bagaimana menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan seorang anak untuk mengekspresikan keinginan,perasaan, dan pikirannya lewat bahasa pada dasarnya menunjukkan kemampuan anak untuk menggunakan komponen semantik.

Perkembangan Bahasa Anak 1-2 Tahun

Fonologi
Menyederhanakan kata menjadibunyi.

Semantik
· Mengucapkan kata pertama
· Berkembangnya kosa kata anak

Grammar
Menggabungkan 2 kata atau lebih

Pragmatis
Dapat berkomunikasi dengan
orang lain









Perkembangan Psikomotorik

Perkembangan psikomotorik anak merupakan perkembangan yang paling sering diidentifikasi oleh orang tua. Meskipun demikian, kebanyakan orang tua memahami perkembangan psikomotorik hanya terbatas kepada kemampuan motorik kasar semata. Padahal kemampuan psikomotorik anak tidak hanya ditentukan oleh kemampuan motorik kasar saja, tetapi juga kemampuan motorik halus anak. Kemampuan motorik kasar
biasanya ditentukan oleh gerak otot dan fisik. Sementara kemampuan motorik halus lebih merupakan gerak koordinasi yang dilakukan oleh seorang anak.

Perkembangan motorik kasar dan halus anak usia 1-2 tahun (Bayley, 1993);


Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Anak
Usia 24-26 Bulan

1 tahun
· Pertumbuhannya tidak secepat pada masa bayi.
· Sudah bisa berjalan pada usia 14 bulan.
· Dapat berjalan mundur dan melangkah ke depan atau menaiki tangga pada usia 22 bulan.
· Bisa makan sendiri walau belum sempurna dan masih berceceran.
· Minum dengan gelas masih perlu dibantu.
· Sudah bisa menyusun balok

2 tahun
· Berjalan, lari, memanjat dan naik turun tangga sendiri.
· Bisa melempar dan menendang bola ke depan.
· Dapat melompat dengan kedua kakinya.
· Mampu berdiri dengan bertumpu pada jempol kakinya.
· Suka mengambil barang (membongkar) dan mengembalikannya.
· Senang membuka dan menutup barang yang berpenutup.
· Tidak suka popok (diapen) basah atau kotor
· Mulai berminat diajarkan toilet training


Pada usia 24-26 bulan merupakan periode terakhir pada tahap intelegensi sensorimotor. Seorang anak sudah mulai dapat menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetap juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya. Pada periode ini, anak berpindah dari periode intelegensi sensori motor ke intelegensi refresentatif. Secara mental, seorang anak mulai dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan suatu persoalan dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini sudah maju, refresentasi ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan objek-objek yang tersembunyi. Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar akan gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu tidak kelihatan lagi.


Motorik Kasar
Motorik Halus
• melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit
• menendang bola
• memanjat meja atau tempat tidur
• naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir
• berdiri dengan 1 kaki
• mencoret-coret dengan 1 tangan
• menggambar garis tak beraturan
• memegang pensil
• belajar menggunting
• mengancingkan baju
• memakai baju sendiri


Dasar Perilaku Sosial saat Masa Bayi

Meniru ,Rasa Malu ,Perilaku kelekatan ,Ketergantungan ,Menerima otoritas ,Persaingan,Mencari perhatian ,Kerjasama sosial ,Perilaku melawan .
Awal perilaku sosial
Sosialisasi dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga, tatkala bayidapat membedakan antaramanusia dan benda dilingkungan mereka dan mereka bereaksi secara berbeda terhadap keduanya .

Reaksi terhadap Orang Dewasa
Pada umur 2 tahun  dapat bekerja sama dengan orang dewasa dalam sejumlah aktivitas sederhana, seperti membantu ketika dimandikan atau dikenakan baju.

Reaksi Terhadap Bayi Lain

Umur 2 tahun bayi memandang mainan sebagai alat untuk membina hubungan sosial Perkembangan Sosial Pada Masa Awal Kanak-Kanak (pregang age)

Umur 2-6 tahun anak belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan orang-orang di luar lingkungan rumah, terutama dengan anak-anak yang umurnya sebaya. Mereka belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain .

Hubungan Dengan Anak Lain

Sblm 2 tahun  anak kecil terlibat dalam permainan searah . 3- 4 tahun anak-anak mulai bermain bersama dalam kelompok, berbicara satu sama lain pada saat bermain, dan  memilih dari anak-anak yang hadir siapa yang akan dipilih untuk bermain bersama. Perilaku yang umum dari kelompok ini ialah mengamati satu sama lain, melakukan percakapan, dan memberikan saran lisan .

Aspek Emosi

Emosi adalah suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya prilaku. Gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, dongkol, iri, cemburu, senang, kasih saying, simpati, dan sebagainya merupakan proses manifestasi dari keadaan emosional pada diri seseorang. Setiap anak memiliki emosi yang berbeda-beda biasanya hal itu tergantung dari suasana hatinya dan kadang juga dipengaruhi dari situasi lingkungannya .

Infant (masa bayi 0-2 tahun)

Pada waktu lahir, emosi tampak dalam bentuk sederhana, dan reaksi emosional dapat ditimbulkan oleh berbagai macam rangsangan. Pola emosional yang lazim pada masa bayi yaitu kemarahan, rasa ingin tahu, kegembiraan, dan kesenangan akan sesuatu.

Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini

Kualitas masa depan anak ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal. Sehingga deteksi dan stimulasi dan intervensi berbagai penyimpangan pertumbuhan atau perkembangan harus dilakukan sejak dini dini. Kemampuan dan kecerdasan motorik setiap anak berbeda. Terdapat dua kelompok dengan kemampuan motorik halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih dominan. Tetapi meski jarang terdapat kelompok anak dengan ke dua hal tersebut sangat baik atau sebaliknya ke dua hal tersebut buruk. Perkembangan motorik sering diabaikan oleh dokter dan orangtua sebagai faktor yang sangat berpengaruh di masa depan. Kecerdasan motorik yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang di masa depan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar